Puzzle Perubahan

Kemajuan suatu bangsa tergantung sejauh mana bangsa tersebut menciptakan dan menerapkan inovasi. Inovasi dalam perspektif inovasi teknologi dan inovasi sosio-ekonomi. Saya sebagai postharvest technologist dan dibesarkan sebagai agronomist lebih berkecimpung pada satu sisi inovasi teknologi. That is my thing. Setelah bertahun-tahun berkecimpung multifungsi sebagai peneliti dan birokrat, sesekali entrepreneurship jika ada waktu dan kesempatan, menyadari bahwa sisi inovasi teknologi hampir minim memberikan dampak terhadap perbaikan sosial dan ekonomi masyarakat.

Kemudian beberapa waktu terakhir ini saya mencoba mempelajari sisi sosio-ekonomi. Diskusi dengan beberapa ahli, kemudian studi literatur. Sebenarnya sudah cukup banyak juga inovasi sosial dan ekonomi, termasuk kelembagaan di negara ini. Tulisan singkat mengenai inovasi kelembagaan bisa dibaca disini. Namun, tetap, manfaat dan dampak inovasi sosio-ekonomi terhadap bangsa ini kurang terdengar. Ini yang membuat Presiden Joko Widodo gusar. Sekian puluh T dana digelontorkan untuk riset, namun hasil tidak mentas.

Ada masalah apa sebenarnya?

Saya menduga, apakah ini terkait dengan manusianya? apakah manusia Indonesia tidak bisa maju? saya kemudian mencoba mempelajari antropologi, sesuatu yang saya tidak mengerti. Beberapa diskusi online dan buku saya coba pelajari. Tentu tidak mudah untuk membaca buku yang bukan bidang sendiri, banyak kata dan istilah yang harus digoogling terlebih dahulu untuk mencari apa maksudnya. Tentu buku2 ini menambah pengetahuan dan wawasan serta sudut pandang. Cukup membuat frustasi karena buku-buku tersebut lebih menjelaskan kondisi masyarakat, perubahan sosial dan konflik yang terjadi, namun tetap tidak ada petunjuk jelas, bagaimana jalan keluarnya. Tentu mendefinisikan masalah, menjelaskan proses sangat penting sebagai tahapan untuk merumuskan jalan keluar. Tetap saja, saya tidak menemukan jalan keluar yang saya cari.

Satu buku menarik berjudul kisah kebun terakhir yang ditulis oleh Tania Murray Li. Yup, penulis dari luar negeri. Pemaparannya asyik dan seru, serta detil menggambarkan perubahan konjungtur. Saya memerlukan waktu cukup lama untuk menyelesaikan membaca, karena sebagian saya tidak paham materinya dan harus membaca dari sumber lain. Saat ini saya sedang berinteraksi dengan kelompok tani kakao, jadi penting untuk memahami apa yang terjadi dengan perubahan masyarakat melalui kebun kakao. Tania Murray Li dengan lancar menjelaskan para aktor, situasi pada suatu konjungtur, mekanisme dan perubahan2 halus yang terjadi pada masyarakat Lauje di Sulawesi, yang akan sulit dikenali oleh studi singkat. Studi ini berlangsung selama 20 tahun. Keren. Ironisnya, yang menulis bukan orang Indonesia.

Sampai lembar terakhir buku tersebut, tetap tidak ada solusi, atau saran solusi, atau teori, bagaimana minimal merumuskan jalan keluar terhadap situasi rumit tersebut. Inovasi, termasuk didalamnya skema pembangunan, malah memiskinkan dan memarginalkan masyarakat. Bagaimanapun, pemaparan buku memberikan perspektif mengenai perubahan sosial.

Lalu, apakah ada secercah aharapan agar riset dan inovasi bisa mentas dan mensejahterakan masyarakat? bahwa sila ke 5 Pancasila yaitu Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia dapat diwujudkan?

Ketika saya menyimak BRIEF (BRIN Insight Every Friday) yang disampaikan oleh anggota Dewan Pengarah BRIN Ir Tri Mumpuni pada tanggal 7 januari 2022, tiba-tiba saya mendapat pencerahan. Tringgg….. trringgg….. Tidak perlu dijelaskan kembali ya siapa Bu Puni, demikian beliau biasa dipanggil, apa prestasi beliau sampai bisa menjadi anggota Dewan Pengarah BRIN….. simak saja pemaparan beliau. Pada Tulisan berikutnya saya coba membuat catatan penting dari presentasi Bu Puni, sebagai catatan pribadi yang bisa saya baca kembali dan terapkan sebagai peneliti di kemudian hari.

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.