Biopelet

Sehari sebelum libur panjang lebaran, team biopelet berhasil membuat biopelet bahan bakar dari beberapa ramuan. Mau tahu isinya? nanti ya setelah dipatentkan dan dipublish. Biopelet ini dibuat menggunakan fasilitas riset BRIN via Elsa, di unit iLab Biomaterial Cibinong. Murah saja, biayanya hanya Rp 1 juta, bisa menggunakan Elsa point. Untuk saat ini, kami menggunakan dana riset dari Rumah Program.

Bisa dibilang, biopelet ini menjadi bahan baku alternatif yang dilirik untuk segala macam keperluan. Biopelet bisa untuk sumber panas untuk pengeringan gabah dan oven industri, pemanas ruangan, sampai pemanas air untuk memutar turbin pembangkit listrik. Saat ini, negara sedang berusaha mengganti batubara untuk pembangkit listrik dengan biopelet.

Sayangnya, tidak semudah itu……. selama ini, bahan baku biopelet berasal dari limbah kayu. Limbah kayu sangat apa adanya baik dari sisi volume maupun kualitas. Daya bakar tiap jenis kayu bisa berbeda-beda. Sedangkan tungku pemanas membutuhkan sumber bahan bakar yang stabil, agar biaya, waktu dan suhu bisa dikendalikan. Misal, untuk pengeringan benih, diperlukan suhu dan waktu tertentu. Bahaya kalau suhu pengeringan fluktuatif, tiba-tiba tinggi dan sekonyong-konyong drop. Daya kecambah dan viabilitas benih bisa hancur lebur.

Pasar biopelet ini relatif besar, dibutuhkan banyak industri, dalam dan luar negeri. Tertarik untuk riset dan bisnis biopelet?

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.